Pasar Terapung
Terletak di desa Kuin, tepian Sungai Barito, Kota Banjarmasin. Pasar Tradisional yang sudah ada sejak lama, yang merupakan refleksi daripada "Budaya Sungai" orang Banjar. Pasar yang khas dan unik, aktivitas jual-beli masyarakat diatas sungai, dimana mereka menjual barang dagangannya diatas perahu sambil menunggu pembeli yang datang dengan menggunakan perahu juga. Pasar ini mulai berlangsung sekitar pukul 05.00 WITA. Suasana semarak dan menarik karena dalam keremangan pagi, masyarakat menggunakan lampu tembok / petromak untuk penerangan.
Pasar mulai lengang sekitar pukul 10.00 WITA. Pengunjung dapat menyaksikan langsung dengan naik perahu (klotok) di keramaian pasar sambil merasakan perahunya bersenggolan dengan perahu pedagang ataupun pembeli yang mendayung perahunya hilir mudik memilih barang yang diperdagangkan.
Museum Lambung Mangkurat
Lokasi di tengah kota Banjarbaru, jarak dari kota Banjarmasin 35 km. Di museum ini menyimpan berbagai jenis barang peninggalan sejarah dan budaya serta profil dari wajah Kalimantan Selatan dalam berbagai aspek kehidupan dan potensi alamnya. Koleksi museum ini terdiri dari peninggalan kesultanan Banjar, situs Candi Agung, Candi Laras, perkakas dari batu, perkakas pertanian, ukiran kayu ulin dan perabot rumah tangga, alat musik tradisional, dan lain-lain. Museum ini diresmikan dan mulai berfungsi pada Januari 1978.
Museum Wasaka
Museum Wasaka adalah sebuah museum perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Wasaka singkatan dari Waja Sampai Ka Puting yang merupakan motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan. Museum bertempat pada rumah Banjar Bubungan Tinggi yang telah dialih fungsikan dari hunian menjadi museum sebagai upaya konservasi bangunan tradisional. Terletak di Gang H. Andir, Kampung Kenanga Ulu, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin. |
Pendulangan Intan Tradisional
Terletak di desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru. Mendulang intan merupakan mata pencaharian turun temurun. Para pendulang biasanya berkelompok-kelompok menggali lobang pada kedalaman sekitar 10 meter hingga 12 meter, dengan menggunakan perkakas tradisional dan metode lama, mereka bekerja keras mengadu nasib. Bahan galian berupa pasir, bebatuan dan tanah merah / kuning biasanya dicuci pada linggangan untuk mencari butiran intan, terkadang pendulang menemukan batu akik dan pasir emas. Di kawasan ini pernah ditemukan intan cukup besar dan menggemparkan, yang oleh masyarakat intan tersebut diberi nama Intan Trisakti dan Intan Cempaka, dan baru-baru ini juga ditemukan intan yang cukup besar yang diberi nama Putri Malu. Lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan darat, kurang lebih 40 kilometer dari Banjarmasin.
Pasar Permata di Martapura
Siapa tak kenal Martapura, rasanya rakyat Indonesia dan warga dunia banyak yang tahu, sebab di kota ini terdapat satu potensi wisata nan menawan yaitu belanja permata dan melihat penggosokan intan tradisional. Di Martapura anda akan dimanjakan dengan ragam permata yang ditawarkan di ratusan pertokoan permata yang berada di komplek pasar Martapura dan Cahaya Bumi Selamat (CBS) dengan harga variatif dan bisa ditawar. Anda pun bisa memesan permata dengan ukuran dan desain yang anda suka di semua toko permata. Berbagai cinderamata (souvenir) dan hasil kerajinan dari daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah banyak tersedia disini. Setalah puas melihat-lihat dan membeli permata atau souvenir, anda juga bisa melihat proses pembuatan permata di unit penggosokan intan (modern dan tradisional) yang banyak di kota ini, mulai dari rumah-rumah penduduk hingga unit yang terorganisir seperti penggosokan intan milik Bank Indonesia di Jalan A. Yani, Martapura.
Rasanya bila ke Kalimantan Selatan kurang lengkap tanpa berkunjung ke Martapura. Apalagi kota ini hanya berjarak 40 kilometer dari Banjarmasin atau 18 kilometer dari Bandara Syamsudin Noor.
Lembah Kahung
Destinasi ini menarik sekali untuk dijelajahi, hutan alam tropisnya yang masih perawan dengan air terjunnya tujuh tingkat dan lebar sekitar 8 meter plus udaranya yang sangat sejuk.
Loksado
Terletak di kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 30 km dari kota Kandangan, dan 165 km dari Banjarmasin. Merupakan daerah kediaman penduduk Dayak di kaki Bukit Pegunungan Meratus yang masih asli dengan udara sejuk dan dialiri sungai Amandit yang jernih dan segar. Serta air terjun Haratai dan lingkungan alam asli dengan keindahan flora dan fauna yang sangat menarik. Suku Loksado memiliki upacara adat peninggalan leluhur nenek moyang yang disebut Upacara Aruh Ganal yang dilaksanakan di balai Malaris. Selain itu wisata petualangan bamboo rafting arung jeram adalah puncak dari perjalanan karena paling mengesankan dan disukai wisatawan.
Goa Temuluang
Suatu keajaiban alam yang luar biasa dalam melihat proses alam dengan memasuki goa, berjalan sekitar 700-800 meter didalam goa
Jembatan Barito
Jembatan Barito adalah jembatan yang membelah Sungai Barito di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan pulau kecil (Pulau Bakut) selebar 200 meter. Jembatan ini terdiri dari jembatan utama sepanjang 902 meter, dan jembatan pendekat 180 meter, dengan lebar 10,37 meter. Ketinggian ruang bebas jembatan utama 15 - 18 meter, sehingga bisa digunakan untuk lalu lintas perairan.
Kawasan wisata ini telah dikembangkan dengan panorama alam dan keindahan, dibawah jembatan ini terdapat Pulau Bakut dengan flora dan faunanya, lokasi ini dapat dicapai dengan menggunakan perahu tradisional / perahu bermotor sambil memancing dibawah jembatan, sebagai tempat rekreasi disediakan pula tempat peristirahatan bagi wisatawan. Menuju ke obyek wisata ini dapat ditempuh dengan waktu 45 menit dengan jarak lebih kurang 25 km dari Banjarmasin dengan menggunakan mobil atau perahu motor.
Makam Datu Kelampayan
Makam Ulama Dunia Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan. Merupakan destinasi religius yang banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri.
Artikel Lainnya
Artikel Lainnya